Jarum jam menunjukkan
pukul 18.45 ketika Fanesha mengamati bayangan yang ada di cermin, dia masih
belum percaya kalau gadis yang ada di sana adalah dirinya. Nggak mungkin gadis
itu dia? Gadis itu terlalu cantik karena pengaruh make-up yang tipis, hidungnya
terlihat lebih mancung dengan mata semakin bulat.
“Tentu saja, Sayang.”
Mama menyejajarkan wajahnya dengan wajah putrinya, bisa dipastikan kecantikan
Fanesha merupakan warisan dari dirinya.
Rambut panjang Fanesha dikuncir
ekor kuda yang diikat rendah dan headband ladylike, beberapa helai rambut
dibiarkan jatuh secara lembut di sekitar wajah. Tubuhnya yang tinggi semampai berbalutkan
white dress dengan bagian bawah mengembang yang dihiasi renda-renda, wedge shoes
warna senada menghiasi kakinya.
Tiiinn ... tiiiiiinnn
....
Suara klakson membuat
Fanesha mengakhiri kekaguman hasil karya sang mama. “Ma, Nesha berangkat dulu
ya,” pamitnya setelah mengambil handbag di atas meja.
Rere langsung bersorak ketika
melihat Fanesha muncul dari rumahnya. “Wuiiih ... sohib tomboy gue malam ini
feminin banget,” ledeknya yang duduk di belakang stir.
Fanesha mencibir sambil
membuka pintu. “Gini-gini kodrat gue sebagai makhluk anggun dan mempesona,
emang lu aja yang bisa cantik,” celetuknya.
Malam ini Rere terlihat
sangat cantik dengan mini dress duo tone perpaduan antara warna shocking pink
dan hitam, rambut lurus sebahunya dikuncir bentuk cepol dibagian samping. Flat
shoes warna putih senada dengan pita yang ada di bajunya.
“Alaaah ... gue yakin
semua ini pasti untuk Miko, iya kan?”
Rere mulai menjalankan
mobil sementara Fanesha tersenyum mendengar ucapannya. Malam ini dia memang
berdandan untuk Miko pemuda yang telah lama dia taksir dan feelingnya
mengatakan kalau Miko juga mempunyai perasaan yang sama terhadapnya. Jadi sebelum
masa SMA mereka berakhir Fanesha ingin memastikan semuanya karena dia tak mau
mengulang kesalahan untuk yang kedua kali.
Lima belas menit
kemudian mobil memasuki area sekolah, gedung sekolah yang pada malam-malam
biasa terkesan angker kali ini terlihat ramah dengan pendar lampu warna-warni. Begitu
keluar dari mobil suara musik yang berasal dari ruang aula langsung terdengar.
“Gue kok jadi nervous
gini ya,” ucap Fanesha sambil meletakkan kedua tangan di dada.
“Rileks Nesha, tarik
nafas ... tahan ... keluarkan perlahan ....” Rere memberi intruksi. Setelah mengulangnya
selama tiga kali mereka memutuskan untuk masuk.
Begitu melangkahkan
kaki memasuki aula keduanya berpisah. Rere bergabung dengan kekasihnya
sedangkan Fanesha memilih berkeliling sambil menyapa satu persatu teman yang
ada di sana untuk menemukan sosok Miko, banyak teman lelaki yang secara
terang-terangan memujinya lalu menawarkan diri untuk menjadi pasangan date-nya dan
dengan halus Fanesha menolaknya
Sekelebat bayangan yang
sangat dikenal Fanesha melintas tidak jauh dari tempatnya berdiri, Fanesha
memicingkan mata untuk melihat lebih jelas sosok bertubuh jangkung yang
mengenakan kemeja putih bergaris-garis.
Deg! Kak Fahri? Kenapa
dia bisa ada di sini?
Fahri adalah seseorang yang
sangat dia sayang, seseorang yang membuat Fanesha menyesal karena tak mengerti
isi hati dan perasaannya sendiri. Sosok Fahri terlihat keluar ruangan dan
bergegas Fanesha menyusulnya. Di depan pintu banyak teman yang menyapanya tapi Fanesha
tak peduli, saat ini pikirannya telah dipenuhi dengan Fahri dan tanpa Fanesha
sadari dirinya telah berada jauh dari keramaian.
“Kak Fahri!” teriaknya begitu
menemukan bayangan Fahri telah berdiri di ujung koridor yang akan menuju
halaman belakang. Fahri berbalik lalu tersenyum. Melihat Fahri berdiri menunggunya
Fanesha berniat menghampiri.
“Nesha, sedang apa lu
di sini?” Seseorang mencekal lengannya sebelum kakinya sempat melangkah.
Fanesha menoleh dan menemukan
Miko di belakangnya. “Gue mau ke sana,” dia menunjuk tempat dimana Fahri
berdiri, Miko mengikuti arah telunjuk Fanesha dengan kening berkerut. “Gue mau
nyamperin Kak Fahri, dia ada di sana,” lanjutnya.
Seketika mata elang
Miko menelusuri seluruh halaman sekolah. Setelah sosok yang dimaksud Fanesha tidak
dia temukan, dia kembali menatap gadis itu. “Nesha, Kak Fahri ... tidak ada di
sini ... dia ... sudah pergi ... jauh,” ucapnya nyaris tak terdengar.
Seperti tersadar dari
sesuatu kepala Fanesha langsung menoleh ke tempat dia tadi melihat Fahri.
Kosong. Tidak ada siapa pun di sana.
“Ke ... kenapa gue bisa
lupa ... kalau ... Kak Fahri sudah ...,”
Fanesha tidak sanggup mengucapkan
kata ‘meninggal’, lututnya terasa lemas dan sebelum dia benar-benar jatuh ke
lantai Miko menariknya. Perlahan bahu Fanesha bergetar dan isak tangis mulai terdengar.
Miko yang tak sanggup
melihat airmata itu langsung mendekap tubuhnya erat. “Nesha, ijinkan aku
menggantikan posisi Kak Fahri di hatimu,” bisiknya.
*Flash Fiction in antologi Cerita SMA
Penerbit Harfeey, Sleman-Jogyakarta
奇摩女孩視訊聊天網-UT聊天室福利視頻
BalasHapus台灣甜心視訊聊天室-很黃的聊天室
漾美眉視訊交友聊天室-真人秀聊天視頻網站
一夜情情色聊天室-台灣免費視訊聊天室
成人免費視訊聊天室-福利啪啪視頻吧
破解視訊聊天室-福利聊天室你懂的
uthome視訊聊天室-真人色情表演視頻網站
showlive聊天網-9158聊天室你懂的
視訊聊天戀愛ing-同城視頻聊天室
國外視訊 show 免費看-同城裸聊直播視頻
同城交友戀足視頻聊天室裸舞選秀裸聊qq色情成人快播網美女玉足黑漁網襪show視訊聊天網
語音聊天室美女全裸視頻跳舞吧真人直播聊天室免費成人電影下載網站比色情網站視訊show
愛聊語音聊天網秀足聊天室免費進入裸聊室網站日本A片快播下載色情全裸圖show life視訊
9158多人視頻聊天室戀足聊天室免費進入主播裸聊室亞洲QVOD快播電影中國嫩模網秀視訊
多人在線視頻交友大秀視頻聊天室台灣情人聊天室外圍女吧韓國倫理道德電影完美視訊